Karhutla di Sumsel Meluas Mencapai 361 Ribu Hektare
10 November 2019, 09:00:01 Dilihat: 707x

Jakarta -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Sumatra Selatan telah menghanguskan 361.857 hektare. Meski dalam sepekan ke belakang hujan sudah mulai mengguyur, namun titik api pada Jumat (8/11) kembali meningkat.
Berdasarkan pantauan situs Lapan, terdapat 394 titik api yang berada di Sumatra Selatan per Jumat (8/11). Pantauan tersebut merupakan titik api yang terjadi sejak Kamis (7/11) siang. Sebanyak 140 titik memiliki tingkat kepercayaan di atas 80 persen, 234 titik dengan tingkat kepercayaan 30-80 persen, sementara 20 lainnya di bawah 30 persen.
Jumlah tersebut meningkat signifikan dari laporan jumlah titik api Kamis (7/11) dengan 57 titik, sebanyak 25 titik pada Rabu (6/11), serta 39 titik pada Selasa (5/11).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Iriansyah mengatakan, daerah yang terbesar luasan lahan terbakarnya yakni Ogan Komering Ilir (OKI) dengan 204.974 hektare, disusul Banyuasin 59.425 hektare dan 43.815 hektare di Musi Banyuasin.
"Kebakaran lahan di Sumsel 99 persen disebabkan oleh ulah manusia, baik disengaja atau lalai. Faktor alam, kondisi cuaca yang sangat panas hanya memberi sumbangsih sekitar 1 persen," ujar Iriansyah.
Dari total luasan lahan 361.857 hektare yang sudah terbakar, dirinya mengungkapkan, 220.483 hektare di antaranya berada di kawasan gambut, sementara 131.374 lainnya berada di kawasan nongambut. Sementara berdasarkan kawasan, 176.148 hektare berada di kawasan hutan dan 185.741 hektare lainnya di kawasan nonhutan.
Menurut Iriansyah, kebakaran telah merusak tatanan ekologis yang berdampak buruk bagi lingkungan. Asap yang ditimbulkan juga membuat kondisi udara di Palembang dalam satu bulan terakhir berada di kisaran sedang hingga berbahaya. Akibatnya, jumlah penderita ISPA juga bertambah terutama pada periode Agustus-September.
"Karhutla tahun ini memang tidak sebesar pada 2015 lalu, berdasarkan jumlah titik api dan jumlah kebakarannya masih tidak separah itu. Tapi dampaknya sangat buruk. Ke depan, upaya pencegahan kebakaran harus didorong. Masyarakat di kawasan rawan terbakar harus didukung mengedepankan kemandirian perekonomian dengan meningkatkan sektor perikanan dan peternakan, mengurangi aksi pembakaran," kata dia.
Sementara itu Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori berujar, saat ini pihaknya masih terus melakukan upaya pemadaman baik melalui udara dan darat. Bom air menggunakan helikopter pun setiap hari dilakukan.
"Status tanggap darurat masih berlaku hingga 10 November. Nanti akan dievaluasi pada akhir status tanggap darurat ini," kata dia.
Sementara itu Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II BMKG Sumsel Bambang Beny Setiaji berujar, kondisi intensitas asap tetap berpotensi terjadi di Sumsel, khususnya Palembang dikarenakan wilayah-wilayah yang memiliki jumlah titik panas yang signifikan belum terpapar hujan yang cukup.
Mengingat luas dan dalamnya lahan gambut yang terbakar sehingga perlu hujan intensitas tinggi yang membasahinya. Hujan sistem konvektif berskala meso dengan indikasi awan hujan yang memanjang lebih kurang 200 km diyakini dapat memadamkan titik-titik panas.
"Hujan ini akan berlangsung lama dan biasanya terjadi pada malam hingga pagi hari," kata dia.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Visiting Professor, Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.